Jumat, 30 Maret 2012

Masjid Baru Al-Mustaqim di SMAN 13 Bandung

Saat ini kita mempunyai sebuah masjid baru yang baru selesai dibangun yang berlokasi agak pinggir dari masjid lama, berada di lantai dua diatas dua ruang kelas KBM. Masjid ini yang bernama masjid Jami Al-Mustqim telah dapat digunakan untuk kegiatan sholat rutin tiap hari maupun sholat jumat setiap minggu. Alhamdullilah setiap jumat maupun kesehariannya masjid ini cukup penuh oleh siswa yang melaksanakan kegiatan sholat sehari-hari terutama sholat dzuhur yang berbarengan dengan waktu istirahat KBM siswa.

Masjid ini telah dibangun dan telah diresmikan pemakaiannya oleh wakil wali kota Bandung Bapak Ayi Vivanada, beberapa bulan ke belakang, walaupun saat itu belum seluruhnya selesai, dimana kira-kira penyelesaiannya baru mencapai 80 %, tetapi penggunaaanya sudah dapat dilaksanakan sejak saat itu, karena bangunan bagian dalam telah selesai dan bisa digunakan, mengingat masjid yang lama telah dibongkar untuk keperluan ruang OSIS dan Kesenian. Sehingga perlui secara segera untuk dipakai sehari-hari, sehingga tidak ada tempat lain juga mengingat sekolah kita selesai KBM dan pulang pukul 15.00 hampir setiap hari.

Perjalanan pembangunan masjid ini cukup memakan waktu lama, kira beberapa tahun kebelakangan baru dimulai. Ide pembangunan sudah dimulai sejak kepala sekolah bapak Drs.. H. Djedje Djaenudin M.Ag. , bergulir, ke Pak Drs. Asep Turniawan M.M. Selanjutnya Ke Ibu Dra. Hj. Dedeh Suatini M.M.Pd. sampai selesai. Alhamdulillah walaupun cukup lama masjid kebanggan sekolah SMA Negeri 13 Kota Bandung ini akhirnya selesai juga, dan sudah dapat dipakai sebagaimana mestinya, tinggal memanfaatkan keberadaan masjid ini seoptimal mungkin, baik oleh ekskul siswa, guru, karyawan dan para tamu.

Pembangunan masjid ini telah menelan biaya ratusan juta yang berasal dari sumbangan para siswa dan orang tuanya, para guru, serta donator yang terus dikumpulkan sehingga bisa mencukupi hingga sekarang. Mudah-mudahan kepada para penyumbang masjid Al-Mustaqim ini akan mendapatkan ganjarannya kelak dikemudian hari, amin.



Wassalam,

Asefful Anwas M.M.

Senin, 08 Agustus 2011

A-Z Tes TOEFL Berbasis Internet

Ilustrasi

Perkembangan teknologi mendorong adanya perubahan di segala lini. Tak terkecuali dengan mekanisme tes kemampuan bahasa Inggris. Jika Anda memiliki rencana untuk studi ke luar negeri, di negara yang menggunakan pengantar pembelajaran dengan bahasa Inggris, model tes TOEFL yang satu ini perlu diketahui: Internet Based-Test TOEFL (IBT TOEFL).

IBT TOEFL mengukur kemampuan Anda untuk menggunakan dan mengerti bahasa Inggris di tingkat universitas. Adapun, ujiannya terdiri dari Listening (menyimak/mendengarkan), Reading (membaca), Speaking (berbicara), dan Writing (menulis). Komponen struktur dari format sebelumnya, saat ini sudah dihilangkan dan diganti dengan komponen Speaking (berbicara).

Penggantian ini tentunya akan menjadi tantangan bagi sebagian masyarakat Indonesia yang selama ini lebih terbiasa menggunakan Bahasa Inggris secara pasif untuk berkomunikasi. IBT TOEFL berbeda dengan Institutional Testing Program TOEFL (ITP TOEFL). IBT TOEFL tesnya menggunakan internet. Pendaftaran serta pembayaran pun menggunakan sistem online. Karena IBT TOEFL tergolong mahal, jangan pernah sia-siakan untuk mengikuti TOEFL jenis ini.

Berikut adalah beberapa tips untuk menghadapi IBT TOEFL:

Tes Membaca (Reading)

1. Sering-seringlah berlatih dengan membaca artikel dengan teks berbahasa Inggris.
2. Daripada membaca seluruh kata dan kalimat, belajarlah untuk mencari kata-kata penting (scanning dan skimming) untuk mencari tahu poin utama.
3. Pilih beberapa kata asing dalam bagian poin utama dan tebak maknanya.
4. Pilih semua kata ganti (him, her, they, them, dan lain-lain) dalam satu bagian untuk mengidentifikasi kata benda yang mirip dengan kata ganti tersebut.
5. Identifikasi jenis soal, seperti sebab akibat, membandingkan dan komparasi, pengklasifikasian dan lain-lain.

Tes Mendengarkan (Listening)
1. Sering dengarkan siaran televisi atau radio untuk memperhatikan bagaimana pola intonasi ketika menyampaikan makna.
2. Ketika tes mendengarkan, perhatikan apa yang diperdengarkan oleh pembicara. Apakah nada atau intonasi ingin menyampaikan atau memberitahu sesuatu? Apakah tingkat intonasi menggunakan bahasa formal atau santai? Apakah suara pembicara tenang atau emosional?
3. Pikirkan apa yang pembicara harapkan. Apakah ia mau meminta maaf, mengeluh, membuat saran, marah atau lainnya.

Tes Berbicara (Speaking)

1. Berlatih dengan menggunakan buku yang mencakup pertanyaan tentang IBT TOEFL dari awal hingga akhir.
2. Berlatihlah dengan membaca sebuah artikel pendek lalu buatlah outline yang hanya mencakup poin-poin utama dari artikel
3. Ketika tes, jika mendengarkan soal mengenai suatu masalah berikanlah saran untuk masalah tersebut.
4. Kenali sikap pembicara melalui intonasi atau penekanan dan kata pilihan. Hal ini memudahkan anda memahami sudut pandang si pembicara dan mudah untuk memberikan tanggapan.

Tes Menulis (Writing)
1. Sebelum ujian, usahakan mempraktekan satu topik esai. Pastikan menghabiskan 30 menit untuk menuliskannya dan juga merevisi esai tersebut.
2. Ketika ujian, identifikasi satu ide utama dan beberapa poin utama untuk mendukung gagasan tersebut.
3. Mengembangkan esai dengan menggunakan penjelasan yang tepat dan detail.
4. Tingkatkan kosakata Anda dan belajar untuk menggunakannya secara tepat. Pelajari struktur gramatikal, konvensi ejaan, tanda baca dan tata letak.
5. Usahakan tulisan Anda terorganisir, menampilkan suatu kesatuan pemikiran dan koheren.
6. Gunakan kata-kata sinyal seperti “on one hand” atau “in conclusion” untuk membuat struktur yang jelas dalam respon yang Anda berikan.

Nah, yang terpenting adalah terus berusaha dan jangan menyerah jika nilai Anda masih rendah. Selamat mencoba!

Sumber : Kompas, 8/8-2011

Sabtu, 09 Juli 2011

Buah Manis Konsep Sekolah Hijau

Rentang Oktober-Desember 2010, Iin Solihin (15), siswa kelas III SMPN 7 Ciiamis asal Cijeunjing, Ciamis, Jawa Barat, dan 50 siswa lainnya memiliki tanggung jawab harian pukul 16.00-18.00. Dibagi dalam 10 kelompok dengan anggota 5-6 orang, mereka harus menyediakan air bagi tanaman sayur di lahan seluas 300 bata milik sekolah. Di lahan itu ditanam cabai, kacang panjang, tomat, kangkung, dan terung.

Cara mendapatkan air terbilang sederhana. Siswa mengambil air dengan ember dari sungai kecil yang berjarak 200 meter dari sekolah. Siswa juga wajib memeriksa kesehatan tanaman atau membersihkan gulma.

”Memang melelahkan, tetapi kami senang. Saya sendiri sebelumnya tidak paham bertani meski orangtua saya petani,” kata Iin yang berniat melanjutkan ke SMK Pertanian Ciamis.

Keringat siswa pun terbayar lunas saat panen tiba. Saat petani gagal panen sayur, ”petani” SMPN 7 Ciamis justru menikmati hasil panen melimpah. Mereka pun menjualnya guna membiayai program lingkungan selanjutnya.

Ketua Pelaksana Program Lingkungan Hidup SMPN 7 Rosidin (47) mencontohkan, cabai dijual Rp 15.000 per kilogram, jauh lebih murah dari harga di pasar Rp 30.000 per kg. Harga kacang panjang Rp 2.000 per kg atau lebih murah dibanding harga pasar Rp 6.000 per kg. Selain itu, tomat dijual Rp 6.000 per kg, jauh dari harga pasar Rp 12.000 per kg.

”Distributor cabai juga banyak yang datang setelah dengar kabar itu. Total penjualan mencapai Rp 27 juta,” ujarnya.

Saat ini, sebagai program berkelanjutan, mereka menanam jagung ternak dan manis sebagai upaya mempraktikkan teori tumpang sari. Sudah ada perusahaan swasta yang berjanji membelinya.

Sekolah gurem

Kepala SMPN 7 Ciamis Edi Rusyana Noer mengatakan, dua tahun lalu, sekolah yang berada di Jalan Baktikarya II, Kelurahan Kertasari, Kecamatan Ciamis, ini terbilang gurem. Nyaris tidak ada prestasi yang dibanggakan dari sekolah yang didominasi anak petani ini.

Semuanya berubah saat siswa dan pengajar mulai menerapkan program sekolah berbasis lingkungan tahun 2009 dan penanaman tanaman pertanian serta pohon keras setahun kemudian. Hasilnya, SMPN 7 dinobatkan sebagai pelestari lingkungan dan mampu mendulang keuntungan ekonomi lewat pemanfaatan lahan yang tepat.

Edi menjelaskan, konsep pemanfaatan lingkungan ini berawal lewat kerja sama dengan lembaga swadaya masyarakat Cerdas Bangsa. Melihat kondisi geografis sekolah, dipilihlah pertanian sebagai media utama. Ada beragam penelitian dan praktik, seperti pengolahan tanah, persemaian, pemupukan, dan pemeliharaan. Sekolah yang kini memiliki 275 siswa ini pun memasukkan konsep pertanian yang tepat dalam ekstrakurikuler dan muatan lokal lingkungan hidup.

Menurut Edi, cara ini memicu minat siswa pada pertanian. Meski kebanyakan anak petani, hanya sedikit yang tahu cara bertani. Banyak siswa tidak mengetahui cara mencangkul, jijik memegang pupuk organik, dan cara melakukan penyemaian yang tepat.

”Fakta itu sungguh ironis karena banyak anak petani tidak tahu cara bertani,” katanya.

Edi mengakui pernah ada nada sumbang. Masyarakat sempat protes ketika lapangan sepak bola diubah jadi ladang persemaian tanaman pertanian dan pohon keras. Beberapa orangtua murid keberatan saat sekolah mengajarkan cara bertani. Bertani dianggap tidak memiliki masa depan cerah.

Arboretum

SMPN 7 juga membuat terobosan lain dengan membuat arboretum pohon langka bernilai ekonomis dan kesehatan tinggi. Tujuannya agar pelestarian tanaman tetap berjalan sembari memberikan pengetahuan tambahan bagi siswa.

Pendamping Muatan Lokal Lingkungan Hidup SMPN 7 Hermawan Adam mengatakan, guru dan siswa menanam 27 jenis pohon dengan rata-rata 2-3 batang per pohon pemberian Balai Besar Planologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Yogyakarta. Bibit pohon berumur sekitar setahun, seperti duwet (Eugenia cumini), kemenyan (Styrax benzoin), ulin (Eusideroxylon zwageri), merbau (Instia bijuga), araucaria dari Papua (Araucaria cunninghamii), dan pronojiwo (Euchreta horsfieldii).

”Duwet asal India dan negara di Asia Tenggara berkhasiat menurunkan kadar gula darah dan pembekuan darah. Sedangkan ulin adalah pohon terbesar dan tertinggi di Indonesia; banyak digunakan untuk fondasi bangunan karena terkenal keras dan tahan air laut,” katanya.

Langkah inovatif yang dilakukan ternyata membuahkan pengakuan. SMPN 7 mendapat penghargaan Sekolah Berbudaya Lingkungan Provinsi Jawa Barat 2009. Selain itu, sekolah tersebut juga masuk nominasi Program Adiwiyata Nasional 2011. Adiwiyata adalah penghargaan tingkat nasional bagi sekolah yang mampu mengembangkan pendidikan lingkungan.

”Segala macam penghargaan itu kami anggap sebagai bonus dari semua yang kami lakukan. Tujuan akhirnya kesadaran untuk mau hidup berdampingan dengan alam,” kata Edi.(Cornelius Helmy)

Cari Sekolah, Kok, Susah Sekali...


Emi Karmili (42), orangtua calon siswa, menerima pengembalian uang pungutan pendaftaran dari Kasmini, ketua panitia pendaftaran siswa baru SDN 05 Depok Baru, Kota Depok, Selasa (5/7). Dinas Pendidikan Depok memerintahkan pengembalian uang kepada 23 orangtua calon siswa yang memberikan sumbangan pembangunan ke sekolah.

Siti Zakiah (38) mengaku tak bisa tidur semalaman karena memikirkan ke mana anaknya, Khoirul Jefri Pratama (13), akan melanjutkan sekolah. Soal biaya, ia tidak khawatir lagi karena sudah mengantongi uang Rp 4 juta, hasil menabung selama enam tahun. Namun, yang masih mengganjal hatinya adalah sistem penerimaan siswa baru.

Hati Zakiah bertambah resah ketika melihat papan pengumuman di SMP Negeri 9 Salatiga yang memperlihatkan peringkat anaknya di sekolah itu, yakni peringkat ke-141 karena anaknya memiliki nilai ujian nasional 24,2. Padahal, di sekolah tersebut hanya tersedia 173 kursi untuk calon siswa dari dalam kota dan 43 kursi untuk calon siswa dari luar kota.

Ibu dua anak yang tinggal di Kelurahan Candran, Kecamatan Sidomukti, Salatiga, itu mengaku cemas karena pada Kamis (30/6) malam, hari pertama penerimaan peserta didik baru (PPDB), Khoirul sudah berada di peringkat ke-141....

Sabtu, 02 April 2011

Maukah Anda Membangun Rumah Di Surga


“Dalam rangka pembangunan masjid SMAN 13 Bandung “





Pembangunan mesjid Al-Mustaqim sudah mencapai 60 %


Dalam sebuah ayat di dalam alquran berbunyi :

Hadist riwayat Usman bin Affan ra.:

Bahwa beliau meluruskan persoalan yang dibicarakan antara para sahabat ketika mesjid Nabawi. Telah dibangun: Kalian berlebih-lebihan, sesungguhnya aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang membangun sebuah mesjid karena Allah Taala. (Bukair berkata :Aku kira) beliau bersabda: Karena mengharap keridaan Allah, maka Allah akan membangun untuknya sebuah rumah di surga.

Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.

(QS. At-Taubah, 9 : 18)

Dalam sebuah hadits terdapat penjelasan Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam mengenai aktifitas bersedekah yang paling utama alias afdhol.

Tidak semua bentuk bersedekah bernilai afdhol. Bagi orang yang berusia muda dan sedang energik tentunya bersedekah memiliki nilai lebih tinggi di sisi Allah daripada bersedekahnya seorang yang telah lanjut usia, sakit-sakitan, dan sudah menjelang meninggal dunia.

Untuk itulah Nabi shollallahu ’alaih wa sallam memberikan gambaran kepada ummatnya mengenai sedekah yang paling afdhol.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَجُلٌ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ قَالَ أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ حَرِيصٌ تَأْمُلُ الْغِنَى وَتَخْشَى الْفَقْرَ وَلَا تُمْهِلْ حَتَّى إِذَا بَلَغَتْ الْحُلْقُومَ قُلْتَ لِفُلَانٍ كَذَا وَلِفُلَانٍ كَذَا وَقَدْ كَانَ لِفُلَانٍ

“Seseorang bertanya kepada Nabi shollallahu ’alaih wa sallam: “Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling afdhol?” Beliau menjawab: “Kau bersedekah ketika kau masih dalam keadaan sehat lagi loba, kau sangat ingin menjadi kaya, dan khawatir miskin. Jangan kau tunda hingga ruh sudah sampai di kerongkongan, kau baru berpesan :”Untuk si fulan sekian, dan untuk si fulan sekian.” Padahal harta itu sudah menjadi hak si fulan (ahli waris).” (HR Bukhari)

Coba lihat betapa detilnya Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menggambarkan ciri orang yang paling afdhol dalam bersedekah. Sekurangnya kita temukan ada empat kriteria: (1) Dalam keadaan sehat lagi loba alias berambisi mengejar keuntungan duniawi; (2) dalam keadaan sangat ingin menjadi kaya; (3) dalam keadaan sangat khawatir menjadi miskin dan (4) tidak dalam keadaan sudah menjelang meninggal dunia dan bersiap-siap membuat aneka wasiat soal harta yang bakal terpaksa ditinggalkannya.

Pertama, orang yang paling afdhol dalam bersedekah ialah orang yang dalam keadaan sehat lagi loba alias tamak alias berambisi sangat mengejar keuntungan duniawi. Artinya, ia masih muda lagi masa depan hidupnya masih dihiasi aneka ambisi dan perencanaan untuk menjadi seorang yang sukses, mungkin dalam karirnya atau bisnisnya.

Dalam keadaan seperti ini biasanya seseorang akan merasakan kesulitan dan keengganan bersedekah karena segenap potensi harta yang ia miliki pastinya ingin ia pusatkan dan curahkan untuk modal menyukseskan berbagai perencanaan dan proyeknya.

Dengan dalih masih dalam tahap investasi, maka ia akan selalu menunda dan menunda niat bersedekahnya dari sebagian harta yang ia miliki. Karena setiap ia memiliki kelebihan harta sedikit saja, ia akan segera menyalurkannya ke pos investasinya.

Setiap uang yang ia miliki segera ia tanam ke dalam bisnisnya dan ia katakan ke dalam dirinya bahwa jika ia bersedekah dalam tahap tersebut maka sedekahnya akan terlalu sedikit, lebih baik ditunda bersedekah ketika nanti sudah sukses sehingga bisa bersedekah dalam jumlah ”signifikan” alias berjumlah banyak. Akhirnya ia tidak kunjung pernah mengeluarkan sedekah selama masih dalam masa investasi tersebut.

Kedua, bersedekah ketika dalam keadaan sedang sangat ingin menjadi kaya. Nabi shollallahu ’alaih wa sallam seolah ingin menggambarkan bahwa orang yang dalam keadaan tidak ingin menjadi kaya berarti bersedekahnya kurang bernilai dibandingkan orang yang dalam keadaan berambisi menjadi kaya. Sebab bila seorang yang sedang berambisi menjadi kaya bersedekah berarti ia bukanlah tipe orang yang hanya ingin menikmati kekayaan untuk dirinya sendiri.

Ia sejak masih bercita-cita menjadi kaya sudah mengembangkan sifat dan karakter dermawan. Hal ini menunjukkan bahwa jika Allah izinkan dirinya benar-benar menjadi orang kaya, maka dalam kekayaan itu dia bakal selalu sadar ada hak kaum yang kurang bernasib baik yang perlu diperhatikan.

Sekaligus kebiasaan bersedekah yang dikembangkan sejak seseorang baru pada tahap awal merintis bisnisnya, maka hal itu mengindikasikan bahwa si pelaku bisnis itu sadar sekali bahwa rezeki yang ia peroleh seluruhnya berasal dari Yang Maha Pemberi Rezeki, Allah Ar-Razzaq.

Hal ini sangat berbeda dengan orang kaya dari kaum kafir seperti Qarun, misalnya. Qarun adalah tokoh kaya di zaman dahulu yang di dalam meraih keberhasilan bisnisnya menyangka bahwa kekayaan yang ia peroleh merupakan buah dari kepiawaiannya dalam berbisnis semata.

Ia tidak pernah mengkaitkan kesuksesan dirinya dengan Yang Maha Pemberi Rezeki, Allah swt.

قَالَ إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَى عِلْمٍ عِنْدِ

“Qarun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku".(QS Al-Qshshash ayat 78)

Ketiga, sedekah menjadi afdhol bila si pemberi sedekah berada dalam keadaan khawatir menjadi miskin. Walaupun ia dalam keadaan khawatir menjadi miskin, namun hal ini tidak mempengaruhi dirinya. Ia tetap berkeyakinan bahwa bersedekah dalam keadaan seperti itu merupakan bukti ke-tawakkal-annya kepada Allah.

Ia sadar bahwa jika Allah kehendaki, maka mungkin sekali dirinya menjadi kaya atau menjadi miskin. Itu terserah Allah. Yang pasti keadaan apapun yang dialaminya tidak mempengaruhi sedikitpun kebiasaannya bersedekah.

Ia sudah menjadikan bersedekah sebagai salah satu karakter penting di dalam keseluruhan sifat dirinya. Persis gambarannya seperti orang bertaqwa di dalam Al-Qur’an:

أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ

”... yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit.” (QS Ali Imran ayat 133-134)


Keempat, Nabi shollallahu ’alaih wa sallam sangat mewanti-wanti agar jangan sampai seseorang baru berfikir untuk bersedekah ketika ajal sudah menjelang. Sehingga digambarkan oleh beliau bahwa orang itu kemudian baru menyuruh seorang pencatat menginventarisasi siapa-siapa saja fihak yang berhak menerima harta miliknya yang hendak disedekahkan alias diwasiatkan.

Ini bukanlah bentuk bersedekah yang afdhol. Sebab pada hakikatnya, seorang yang bersedekah ketika ajal sudah menjelang, berarti ia melakukannya dalam keadaan sudah dipaksa oleh keadaan dirinya yang sudah tidak punya pilihan lain.

Bila seseorang bersedekah dalam keadaan ia bebas memilih antara mengeluarkan sedekah atau tidak, berarti ia lebih bermakna daripada seseorang yang bersedekah ketika tidak ada pilihan lainnya kecuali harus bersedekah.

Itulah sebabnya Nabi shollallahu ’alaih wa sallam lebih menghargai orang yang masih muda lagi sehat bersedekah daripada orang yang sudah tua dan menjelang ajal baru berfikir untuk bersedekah.

Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang senantiasa bersedekah yang paling afdhol. Terimalah, ya Allah, segenap infaq dan sedekah kami di jalanMu. Amin.

Kami menanti uluran tangan anda untuk membangun masjid SMAN 13 Bandung yang kita cintai semoga, pembangunannya cepat selesai dan segera dapat dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat islam di lingkungan kita. Visi SMAN 13 Bandung meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada tuhan YME. Silahkan hubungi panitia pembangunan mesjid.

Jazza kalohu khoiron katsiro, amin.

Pengirim : Asefful Anwas