Kamis, 28 Oktober 2010

Kenalkan, Penemu Mesin Pencari Planet...


JAKARTA, KOMPAS.com - Daya ingat siswa lebih mudah terangsang dan tajam ketika seorang pendidik mampu mengolah materi ajarnya dengan cara yang unik dan menarik. Inilah yang dibuktikan Ayatollah Hidayat, salah satu guru finalis Lomba Karya Ilmiah Guru (LKIG) 2010, dengan alat ciptaannya; Mesin Pencari Planet (MP2).

Pola tingkah laku mereka mulai berubah dalam belajar. Daya ingat dan daya tangkapnya juga jauh lebih baik.
-- Ayatollah Hidayat

Dengan alat tersebut, guru kelas 6 SDN Ma'lengu, Kecamatan Bontolemapangan, Gowa, Sulawesi Selatan, ini menjadikan pelajaran tentang planet dan sususan tata surya tak sesulit yang dibayangkan murid-muridnya lantaran harus menghafalnya.

Sejak setahun lalu Ayatollah menggunakan MP2 sebagai alat peraga menyampaikan materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di dalam kelasnya. Khususnya, pengetahuan tentang susunan tata surya.

Ayatollah mengungkapkan, ciptaannya itu tercetus murid-muridnya mengaku kesulitan menghafal nama-nama planet dan susunannya di tata surya. Berbekal itulah, ia pun secara sederhana menciptakan alat tersebut dengan bahan-bahan yang sederhana.

Delapan planet dalam lingkaran tata surya dibuatnya menggunakan tutup botol plastik bekas beragam ukuran. Planet-planet dari tutup botol itu kemudian direkatkan dengan rangkaian kabel paralel. Rangkaian kabel itu masing-masing berujung pada paku buku yang diletakan pada sebuah bidang nama planet di bawah lingkaran tata surya dengan bahan tampah bambu untuk mengayak beras.

Kabel-kabel itu kemudian dipusatkan pada baterai sebagai power yang akan menyuplai aliran listrik. Aliran listrik inilah yang akan membuat lampu indikator menyala saat dua kutub panel disatukan lewat dua pen penunjuk.

"Pen hitam untuk mencari gambar planet, sedangkan pen merah untuk mencari nama planet. Satu pen harus ditempelkan pada kutub panel nama planet, satunya lagi ditempelkan pada planet-planet tutup botol," ujar Ayatulloh, di depan dewan juri Lomba Kreativitas Ilmiah Guru (LKIG) ke-18 yang digelar Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Hotel Bumiwiyata, Depok, Senin (2/8/2010).

"Jika lampu indikator tidak menyala, berarti pen yang ditempel tidak sesuai dengan kutubnya. Sebaliknya, jika planet yang ditunjuk benar dan sesuai dengan nama planet yang dicari, lampu indikator di tengah alat tersebut akan secara otomatis menyala," kata pria kelahiran Gowa, kelahiran Oktober 1985 itu.

Modifikasi

Ayatollah menuturkan, sejak menggunakan ciptaannya itu di dalam kelas, siswa pun mulai lebih memerhatikan pelajaran IPA. Dia mengakui, bahwa dengan cara yang unik itulah dirinya bisa membuat siswa senang belajar.

"Pola tingkah laku mereka mulai berubah dalam belajar. Daya ingat dan daya tangkapnya juga jauh lebih baik," kata Ayatollah.

Alat tersebut, kata dia, kini menjadi pendukung Lembar Kerja Siswa (LKS) bidang IPA. Karena, kata dia, teori yang ada di dalam LKS pun menjadi lebih mudah dipahami ketimbang menghapal susunan huruf dan gambar planet.

"Akhirnya bisa saya simpulkan, bahwa metode ini pun bisa digunakan untuk memperlajari pelajaran lain seperti mengenal nama-nama negara dan ibukota pada pelajaran IPS," imbuh Ayatollah.

Untuk itu, ujarnya, MP2 diharapkannya bisa menjadi alternatif baru sarana praktik belajar di dalam kelas. Ke depan, setelah LKIG 2010 ini, ia masih ingin memodifikasi MP2 agar lebih baik lagi untuk kemajuan peserta didiknya.

"Maunya bisa berbunyi seperti bel, tetapi itu nanti saja, masih saya pelajari," ujar Ayatollah.

Senin, 04 Oktober 2010

Wajib Terapkan Pendidikan Antikorupsi

MoU Kemendiknas-KPK

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan Nasional dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akhirnya menetapkan target waktu penerapan pendidikan antikorupsi di sekolah. Semua institusi pendidikan, baik dari TK sampai perguruan tinggi, harus mulai mengajarkannya mulai tahun 2011. Hal ini disampaikan Mendiknas M. Nuh di kantornya setelah bertemu dengan pimpinan KPK Haryono, Senin (4/10/2010).

"Hari ini, kami perkokoh lagi yang targetnya di tahun ajaran tahun 2011 akan kita mulai pendidikan antikorupsi sebagai bagian utuh dari pendidikan karakter," ungkapnya. Dengan ditetapkannya target ini, Mendiknas maupun KPK membentuk tim teknis untuk membahas materi yang selama ini sudah ada dan siap diintegrasikan dalam proses pembelajaran, mempersiapkan metodologi, para guru, serta mekanisme evaluasinya.

"Nah pelajaran atau ruh antikorupsi yang jelas kita sepakati tidak akan jadi mata pelajaran. Karena kalau jadi mata pelajaran, akan menjadi beban. Tapi substansinya tidak seperti itu. Materi ini bisa merasuk ke setiap mata pelajaran, seperti oksigen, seluruh mata pelajaran bisa comply dengan pendidikan antikorupsi," tambahnya.

Pimpinan KPK Haryono mengatakan kesepakatan ini diambil setelah KPK melihat evaluasi yang signifikan dalam uji coba di 50 sekolah di 10 provinsi selama satu tahun. KPK melihat dampak sejumlah aktivitas pengajaran dan latihan yang dapat melatih anak memiliki kejujuran, integritas dan karakter warga negara Indonesia yang tidak korupsi, seperti warung kejujuran dan pemilihan murid terpuji sebagai panutan siswa di kelasnya.

"Apakah akan tambah beban? Sebenarnya tidak karena tidak memberi definisi hukum dan sebagainya. Kita hanya betul-betul di sini membangun anak-anak didik agar memiliki nilai-nilai dan menerapkan sikap-sikap yang berdasarkan nilai yang baik yang sudah kita uji cobakan," tambahnya.

Rabu, 11 Agustus 2010

Menyibak Daya Tahan Merak

Merak hijau (Pavo muticus muticus) jantan membentangkan sayapnya untuk menarik perhatian sang betina di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta. Merak hijau di Indonesia hanya tersebar di Pulau Jawa dan merupakan satwa langka yang dilindungi undang-undang.

Saya justru mencari tahu mengapa merak jawa hijau masih ada," kata Jarwadi B Hernowo, peneliti dan dosen Jurusan Konservasi Sumber Daya Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Jarwadi menyampaikan hasil penelitiannya ini pada Simposium Asosiasi Biologi Tropika dan Konservasi, 19-23 Juli 2010.

Merak jawa hijau (Pavo muticus muticus) salah satu jenis burung paling diburu yang kini nyaris punah. Di tengah kerusakan serta menciutnya hutan yang menggerus ruang-ruang hidup bagi aneka satwa burung itulah Jarwadi berusaha menyibak rahasia daya tahan salah satu spesies merak ini di pulau terpadat Indonesia, yaitu Jawa.

Jarwadi mengembangkan riset atau studi kasus di Taman Nasional Baluran, Alas Purwo, serta Meru Betiri di wilayah Kabupaten Banyuwangi dan Jember, Jawa Timur. Ia juga meneliti sebaran merak jawa hijau di hutan-hutan produksi komoditas jati di sekitar taman-taman nasional tersebut.

Di Jawa Barat, Jarwadi mengembangkan risetnya di kawasan hutan Buah Dua, Sumedang. Berikut riset di hutan-hutan pinus di sekitarnya, termasuk hutan di lereng Gunung Cikuray, Garut.

Tidak bergantung

Melalui risetnya, Jarwadi telah mengingatkan pentingnya untuk mengetahui apa saja yang membuat merak hijau jawa masih bisa tetap bertahan hingga sekarang. Dengan mengetahuinya, Jarwadi membuka peluang bagi pemerintah dan masyarakat untuk tetap melestarikan merak jawa hijau.

”Kesimpulannya, merak jawa hijau masih bisa bertahan selama ini karena tidak bergantung kepada hutan,” kata Jarwadi.

Merak jawa hijau masih bisa ditemui Jarwadi di pinggir-pinggir hutan atau taman-taman nasional. Merak jawa hijau itu mendapatkan suplai makanan di padang rumput serta semak belukar yang terdapat di ruang terbuka.

Merak jawa hijau adalah hewan herbivor. Mereka memakan dedaunan rerumputan serta bebijian dari buah semak belukar.

Hutan merupakan tempat berlindung. Merak jawa hijau bertengger di dahan pepohonan hutan yang tinggi. Namun, betina merak jawa hijau ketika bertelur dan mengerami telur-telurnya kembali ke semak belukar.

”Rahasia lain daya tahan merak jawa hijau terletak pada populasi kelompok yang tidak terlampau besar sehingga kelompok-kelompok kecil tersebar hingga bisa mencapai peluang bertahan hidup yang lebih besar,” kata Jarwadi.

Satu kelompok merak jawa hijau bisa berkisar 30 individu. Karakter burung berbobot badan 3 kilogram hingga 5 kilogram ini berpoligami. Satu pejantan merak jawa hijau mengawini 4-7 merak jawa hijau betina. Keunikan lain dijumpai pada tingkat usia populasi merak jawa hijau dalam suatu kelompok.

Karakter usia merak jawa hijau berupa piramida terbalik. Usia merak jawa hijau muda lebih sedikit jika dibandingkan dengan merak jawa hijau tua.

Ada peluang bahwa merak jawa hijau pada usia muda itu lebih suka keluar dari kelompoknya dan hidup mengembara untuk mencari pasangan hidup.

Reog Ponorogo

Menjumpai merak jawa hijau nan molek di Jawa kini barangkali merupakan sebuah kemewahan.

Namun, keindahan bulu-bulunya masih bisa kita nikmati sebagai aksesori reog ponorogo. ”Satu reog ponorogo menggunakan sedikitnya 1.000 helai bulu merak jawa hijau,” kata Jarwadi.

Warna bulu jenis merak ini hijau mengilap.

Satu ekor merak jawa hijau memiliki sekitar 150 helai bulu.

Jenis satwa ini dilarang untuk ditangkap dan diperdagangkan. Kegiatan penangkarannya pun masih teramat langka.

Jumlah populasi di Taman Nasional Meru Betiri pada 2003-2004 berkisar 30 ekor. Di Baluran pada 1995 diketahui masih ada sekitar 100 ekor, sekarang diketahui berkurang menjadi sekitar 75 ekor. ”Di Alas Purwo berbeda. Di sana justru terjadi peningkatan,” kata Jarwadi.

Menurut dia, merak jawa hijau di Alas Purwo pada 1998 diperkirakan mencapai 40 ekor. Pada 2007 ternyata meningkat menjadi 80 ekor.

Peningkatan populasi merak jawa hijau ini diduga akibat berkurangnya perburuan. Pembukaan hutan rapat untuk tumpangsari juga menambah ruang hidup bagi merak jawa hijau.

”Saat ini tidak terlambat bagi pemerintah atau kelompok masyarakat yang ingin melestarikan merak jawa hijau,” kata Jarwadi.

Jenis merak, menurut Jarwadi, terbagi berdasarkan warna hijau dan biru. Jenis merak biru masih terdapat di India, sedangkan merak hijau masih tersebar di Jawa, Myanmar, Malaysia, dan Indochina.

Fragmentasi hutan

Jarwadi menyebutkan, fragmentasi hutan adalah ancaman serius bagi keberlangsungan keragaman genetika merak jawa hijau ataupun satwa liar lain. Fragmentasi hutan adalah berupa kondisi terbelahnya hutan oleh pengalihan fungsi untuk perkebunan, pertanian, atau permukiman.

Fragmentasi menjadikan hutan tak lagi berupa satu keutuhan. Hutan makin terbagi-bagi menjadi bagian lebih kecil. Pada akhirnya, peluang interaksi populasi merak jawa hijau terhadap populasi lainnya terpisahkan. Peluang untuk kawin silang menjadi kian sempit.

”Fragmentasi hutan menyebabkan merosotnya gen-gen merak jawa hijau akibat kawin dengan anggota populasi yang sama,” kata Jarwadi. Anggota populasi yang sama kemungkinan besar sedarah karena merak jawa hijau berpoligami.

Akibat dari perkawinan sedarah itu memerosotkan kualitas genetika merak jawa hijau. Ancaman berikutnya, daya tahan merak hijau jawa akan semakin melemah sehingga akan menuju kepunahan. Hal ini berlaku pula bagi jenis satwa lain. Jarwadi mencemaskan keberadaan merak jawa hijau sekarang.

Asosiasi Biologi Tropika dan Konservasi (The Association for Tropical Biology and Conservation/ATBC) merupakan perhimpunan para biolog dunia. Konferensi asosiasi ini dimulai pada 1963 dan Indonesia sudah terlibat menjadi peserta sejak awal.

Tahun ini merupakan kali pertama Indonesia menjadi penyelenggara dan tuan rumah konferensi ATBC. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Universitas Indonesia (UI) ditunjuk untuk mengorganisasi penyelenggaraan kegiatan yang melibatkan 900 ilmuwan di bidang biologi dari sekitar 60 negara tersebut.

Sebanyak 40 simposium digelar untuk mempresentasikan 464 naskah selama empat hari (20-23 Juli 2010). Menurut Kepala LIPI Lukman Hakim, hasil riset lainnya dituangkan ke dalam poster yang digelar mencapai 200 lembar meski pada kenyataannya jauh lebih sedikit dari jumlah tersebut.

Peneliti senior dari Lembaga Center for International Forestry Research (Cifor), Daniel Murdiyarso, mengatakan, persoalan penting sekarang ini salah satunya adalah makin hilangnya berbagai biodiversitas atau keanekaragaman hayati. Kehilangan biodiversitas secara tidak langsung bisa berdampak terhadap kelangsungan pangan.

Presiden ATBC Profesor Frans Bongers, dalam konferensi pers pencanangan Deklarasi Bali dari konferensi ATBC 2010, menyatakan, dengan banyaknya keanekaragaman hayati yang terjaga dengan baik, kita dapat berbuat banyak untuk mencapai hal-hal yang lebih baik.

Melalui risetnya, Jarwadi telah mengingatkan pentingnya untuk mengetahui apa saja yang membuat merak hijau jawa masih bisa tetap bertahan hingga sekarang. Dengan mengetahuinya, Jarwadi membuka peluang bagi pemerintah dan masyarakat untuk tetap melestarikan merak jawa hijau.(Nawa Tunggal)

PEMANASAN GLOBAL Ayo, Satu Orang Tanam 60 Pohon



JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengajak masyarakat untuk terus menerapkan pola hidup ramah lingkungan guna menghentikan pemanasan global. Menurut Zulkifli, setiap orang harus menanam minimal 60 pohon untuk menggantikan oksigen dan air yang telah dia habiskan selama hidupnya.

"Cara untuk cinta pada alam sebenarnya mudah saja. Tiap orang, selama hidupnya, minimal harus sudah menanam 60 batang pohon," kata Zulkifli usai mengikuti acara funbike "Gowes Bareng Segarkan Kota Jakarta" yang digelar Harian Kompas, Minggu (25/7/2010).

Zukifli menerangkan, setiap manusia menghabiskan 8-10 ton oksigen setiap tahunnya. Sementara tiap harinya, manusia juga bisa menghabiskan 8-10 liter air. "Maka itu, pemanasan global dan perubahan iklim itu bukan isu semata. Tapi benar-benar kita hadapi," ujarnya.

Dengan menanam 60 batang pohon, kata Zulkifili, tiap orang sudah bisa menggantikan air dan oksigen yang dia habiskan, sekaligus juga mencegah dan mengurangi dampak pemanasan global.

"Setiap pohon bisa menghasilkan 20 ton oksigen dan 100 liter air. Maka itu setiap orang sekurang-kurangnya harus bisa menanam pohon 60 batang," tutur dia

Kamis, 06 Maret 2008

INFORMASI STUDI TOUR 2008

Kepada
Yth. Bapak/Ibu Orang tua siswa kelas XI (sebelas)
Di Tempat

Assalamualaikum wr. Wb.
Salam sejahtera kami sampaikan kepada Bapak/Ibu orang tua siswa, semoga senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT sehingga dapat menjalankan aktifitas sehari-hari dengan baik. Dengan ini kami sampaikan, bahwa pembelajaran di sekolah bertujuan membekali para siswa pada suatu kompetensi kognisi, afeksi, dan psikomotor. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu berbagai aktifitas yang berorientasi pada pencapaian tujuan.
Program lintas pembelajaran tahun 2007/2008 merupakan program tahunan sekolah dan salah satu upaya mencapai tujuan tersebut. Rencana kegiatannya telah dibahas dalam pertemuan forum guru, perwakilan siswa kelas XI dan komite sekolah, yang hasilnya diantaranya memandang perlu adanya program pembelajaran di luar kelas yaitu kunjungan studi ke berbagai instansi dan lokasi yang dianggap merepresentasikan kompetensi yang diharapkan. Sesuai hasil kesepakatan, kegiatan tersebut insya Allah akan dilaksanakan pada hari Selasa, Rabu dan Kamis, tanggal 20 s/d 22 Mei 2008 (jadwal terlampir)
Kami menghimbau bagi siswa yang akan mengikuti program kegiatan tersebut, segera mendaftarkan diri kepada Panitia/wali kelas, selambat-lambatnya tanggal 15 Maret 2008. Sebagai tanda keikutsertaan, mohon Bapak/ibu dapat membayar (booking fee) sebesar Rp 50.000,00 (lima puluh ribu rupiah), biaya lintas pembelajaran Rp 350.000,00 (tiga ratus lima puluh ribu rupiah) kepada Bendaharawan sekolah, Ibu Nani Kartini Tata Usaha / wali kelas masing-masing, paling lambat tgl 31 April 2008. Demikian informasi ini kami sampaikan, semoga menjadi bahan pertimbangan Bapak/Ibu untuk mendorong putra-putrinya mengikuti kegiatan tersebut guna terlaksana dan tercapainya tujuan pendidikan. Atas perhatian dan kerja samanya Bapak/Ibu, kami mengucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
PANITIA STUDI TOUR

INFORMASI UJIAN NASIONAL 2007/2008

SKL UN 2008 – Geografi SMA/MA (IPS)

Berikut ini kutipan Standar Kompetensi Lulusan Ujian Nasional 2008, untuk mata pelajaran Geografi tingkat SMA/MA (IPS). Standar ini dikutip dari Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no. 34 tahun 2007, tanggal 5 November 2007.

Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
URAIAN
1. Memahami hakikat, objek, ruang lingkup, prinsip, konsep, aspek dan pendekatan geografi
Hakikat, objek, ruang lingkup, prinsip, konsep, aspek dan pendekatan geografi
2. Menerapkan ketrampilan dasar peta/pemetaan dalam memahami fenomena geosfer. Prinsip- prinsip dasar membuat peta
Komponen-komponen pada peta
Menghitung skala peta

3. Memahami pemanfaatan citra dan SIG sebagai media informasi fenomena geosfer.
Pemanfaatan citra dan SIG dalam bidang:
Sumberdaya alam dan kehidupan
Menganalisis lokasi industri dan pertanian dengan memanfaatkan peta

4. Menganalisis dinamika unsur-unsur geosfer serta kaitannya dengan kehidupan manusia.
Litoster (struktur lapisan kulit bumi, tenaga endogen dan eksogen)
Hidrosfer (air tanah, perairan darat dan perairan laut)
Pedosfer (kerusakan tanah dan penanggulangannya)
Atmosfer (unsur cuaca dan klasifikasi iklim)
Biosfer (sebaran flora-fauna dan pelestariannya)

5. Menganalisis dinamika unsur-unsur sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Antroposfer (pertumbuhan penduduk, komposisi penduduk dan mobilitas penduduk)
Industri (klasifikasi industri dan sebaran industri strategis)

6. Mendeskripsikan perkembangan wilayah.
Pola keruangan desa-kota serta interaksi spasial desa dan kota
Indikator negara-negara maju dan negara-negara berkembang

Selasa, 27 November 2007

Informasi

Tugas artikel yg masuk sd tgl 27 November 2007 jam 12.30

M. Zakaria Ansori dkk

Bagi seluruh kelas X ulangan Geografi bab III
tentang Tata surya Raya dan pembentukan Bumi

Syarat yang ikut ulangan adalah yang sudah menyelesaikan
tugas artikel kelompok